Saturday, May 25, 2013

Mahir Berkendara Tidak Harus Terlihat Mahir

Terkadang sebagai manusia kita lupa kalau kita memang hanya manusia. Yang diberikan kesempatan untuk merasakan hidup, menjalani dan menghargai kehidupan.

Dalam keseharian kita selalu menjaga diri agar tidak celaka saat beraktifitas dalam rentang waktu 24jam setiap harinya. Saat berkendara, saat bekerja dan sebagainya. 

Saat berkendara misalkan mengendarai sepeda motor, kita merasa sudah sangat hati2, menghindari diri dari kecelakaan lalu lintas. Tapi tanpa disadari sebenarnya kita juga bisa mencelakai pengedara lain atau pengguna jalan lain. Misalnya, saat berangkat kerja pagi hari, seringkali terburu-buru agar tidak terlambat masuk kantor. Mengandalkan skill berkendara yg menurut pribadi sangat baik sehingga memacu kendaraan dalam kecepatan tinggi, meliuk-liuk ditengah kemacetan tanpa memperhatikan pengendara lain atau pengguna jalan lain.. yang penting hati-hati dan selamat sampai kantor, katanya.

Padahal disekitar kita belum tentu mereka memiliki kemampuan berkendara yang sama baik dengan kita. Dan meskipun handal mengendarai sepeda motor, belum tentu mereka dalam posisi yang bisa bereaksi cepat menghadapi perilaku berkendara kita karena beberapa hal yang mungkin ada, sedang memboncengi wanita hamil misalnya, atau sedang memboncengi orang sakit, orang tua atau baby.. atau tak jarang ada pengendara yang dalam kondisi tubuh tidak fit. Sehingga, sangat memungkinkan mereka malah bisa celaka karena kita.

Hampir tidak pernah kita tidak mendengar ada kecelakaan lalu lintas. Di media cetak dan online selalu ada saja yang terjadi. Kecelakaan akibat kelalaian atau murni menjadi korban kecelakaan padahal sudah berhati-hati,, sampai kehilangan nyawa.

Maka dari itu, wahai pengendara kendaraan bermotor, baik sepeda motor maupun roda empat, renungkanlah.. bahwa kita hanya manusia.. bukan Tuhan atau dewa. Segalanya mungkin saja terjadi diluar dugaan kita.

Mungkin kita merasa tidak masalah kalau terluka sedikit karena terjatuh dari sepeda motor, atau cat mobil lecet sedikit karena tergores karena bisa mengasuransikannya. Tapi coba fikirkan, apabila yang dirugikan adalah orang lain, pengguna jalan lain, atau pengendara lain, hingga mengakibatkan kematian, bagaimana dengan keluarga yang ditinggalkan?

Anda seorang anak? Anda seorang Ayah? Seorang Ibu? Kakek? Nenek? Atau seorang sahabat? Seorang suami atau istri? Pernahkah anda merasa kehilangan karena ditinggalkan selamanya akibat orang yang anda cintai, sayangi, menjadi korban kecelakaan lalu lintas?

Belum lama, saya melihat ada seorang ibu yang histeris disisi jalan akibat dia dan anaknya yang sedang menyeberangi jalan yang cukup padat tertabrak sepeda motor yang sengaja melawan arus demi menghindari kemacetan di simpang empat jalan raya Ragunan Pasar Minggu. Dia histeris karena yang terluka cukup parah adalah anaknya yang masih berusia sekitar 3 tahun..luka dikepala. Sedangkan si pengendara yang wajahnya tampak alim tsb? Dia terjatuh, tidak terluka, namun hanya tercengang karena shock, sebelum ada orang menghakimi.. memukul dan menendangnya berkali2. Entah bagaimana nasib ibu dan anak itu selanjutnya.

Renungkanlah wahai pengendara. Hargai pengguna jalan lain, meskipun tidak jarang kita sendiri tidak dihargai. Mungkin kita yang harus memulai dan lebih dahulu mengalahkan ego, sebelum kesempatan hidup kita berakhir dengan sendirinya.

Kita hanya manusia.





No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas penulisan komentar yang bersahabat, membangun dan bermanfaat.